LAPORAN PRAKTIKUM
PENGARUH ENZIM PAPAIN TERHADAP DAGIING SAPI



Disusun Oleh :

Kelompok 3

Asy Syaffa Amatur Rahman             48416504
Ayu Nindita Nuraini                 48416505
M. Irvan Chairunnur Fajar               48416509

Dosen Pengampu :
Inti Mulyo Arti STP., MSc
Adinda Nurul Huda M, SP., MSi.


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017




KATA PENGANTAR

   Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
    Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas berkat rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan praktikum dengan judul ENZIM PAPAIN DARI GETAH BUAH PEPAYA. Dalam penyusunan laporan ini tidak sedikit kami mengalami hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak serta kerja keras, Alhamdulillah laporan ini dapat diselesaikan tepat waktu.
  Atas bantuan, bimbingan dan dukungannya, kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah Biokimia Tanaman. Kami sadar bahwa penyusunan laporan ini jaduh dari sempurna, baik isi maupun tulisan. Untuk itu kami sangat mengarapkan saran dan kritik yang positif dan bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat.
      Wassalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.



Depok, 10 Oktober 2017



Penuli









BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Enzim papain termasuk enzim protease yang telah digunakan untuk sintesis peptida dengan keberadaan pelarut organik adalah α-kimotripsin, pepsin, subtilisin, termolisin, dan tripsin (Ogino dan Ishikawa, 2001). Protease dapat diperoleh dari jaringan tumbuhan. Salah satu jenis tumbuhan yang mengandung
enzim protease adalah pepaya (Carica papaya L.). Pepaya adalah tumbuhan penghasil enzim papain yang merupakan golongan enzim protease sulfihidril (Dongoran, 2004) dan termasuk golongan tiol protease eukariotik yang mempunyai sisi aktif sistein (Sadikin, 2002).
Papain terkandung pada berbagai bagian tumbuhan pepaya, termasuk pada daunnya. Potensi papain dalam daun pepaya ini perlu dieksplorasi lebih lanjut karena Indonesia merupakan salah satu negara penghasil pepaya dengan produksi mencapai 200.000 ton per tahun. (Warsino, 2003).
besar dari papain yang terkandung dalam tanaman pepaya yang tumbuh subur di Indonesia Mengingat aplikasi protease yang beragam serta potensi yang, maka perlu dilakukan suatu eksplorasi terhadap karakteristik papain (riana, 2014). Aplikasi enzim papain sebagai pengempuk daging selama ini telah diketahui namun pengaruh lama waktu perendaman pada berbagai bentuk enzim papain belum pernah diteliti. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan karakteristik daging kambing betina berumur tua yang direndam enzim papain pada berbagai konsentrasi dan lama perendaman.

1.2.Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perendaman daging dalam enzim papain.






BAB II.
METODOLOGI

2.1.  Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktikum Enzim papain pada mata kuliah Biokimia Tanaman dilaksanakan di Universitas Gunadarma Kampus F6. Pada hari Senin, 09 Oktober 2017 pukul 10.00 – 14.00 WIB.

2.2.  Prinsip Kerja

a.    Pembuatan Larutan Ekstrak papain
papain didapatkan dari getah papaya yang masih muda yang dipotong-potong kemduian di blender dengan menambahkan sedikit air.
b.    Aplikasi Enzim pada Daging Sapi
Daging sapi dipotong-potong tipis seruas jari sebanyak 5 potong. 1 potong daging untuk kontrol, 2 potongan sapi  untuk perlakuan perendeman enzim papain selama 2 jam dan 2 potongan daging lainnya untuk untuk perlakuan perendaman enzim papain selama 4 jam.
1 potongan daging sapi diletakan pada wadah yang tidak berisi ekstrak dan 4 potongan daging sapi (sesuai perlakuan 2 dan 4 jam) diletakkan ke dalam wadah yang sudah terisi enzim papain yang berasal dari ekstrak pepaya, kemudian daging dipastikan terendam dengan enzim papain.
Pengamatan daging dilakukan setelah perlakuan selesai (2 dan 4 jam). Daging dikeluarkan dari wadah yang berisi ekstrak papain dan dilakukan pengamatan terhadap tekstur, warna dan aroma daging






2.3. Diagram Alir
Rounded Rectangle: Pembuatan ekstrak papain
 


























BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Hasil
Tabel 1. Pengamatan daging kontrol dan perlakuan perendalam dalam larutan ekstrak papain (2 dan 4 jam).
NNo.
Pengamatan
Waktu Pengamatan
2 jam
4 jam
11
Tekstur
keras
Agak lunak
22
Warna
Merah pucat
Merah pucat
43
Aroma
Bau pepaya
Bau darah menyengat

3.2.Pembahasan
            Dari hasil pengamatan perendaman daging dengan menggunakan ekstrak getah papaya dipeoleh hasil 2 jam keras dan perendaman Selama 4 jam teksturnya agak lunak hal tersebut sesuai dengan Aplikasi enzim proteolitik dari tanaman telah banyak dipelajari antara lain papain dari pepaya (SCHENKOVA etal., 2007), dan actinidin dari buah kiwi (HAN etal., 2009). Penggunaan enzim papain selama ini telah dipelajari dan kemungkinan merupakan agen pengempuk daging yang paling efektif (SCHENKOVA et al., 2007). Kelebihan metode ini adalah tidak memerlukan waktu berhari-hari dan harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan teknologi pelayuan.
enzim papain dengan dan tanpa zat pengaktif optimum pada pH 5,5. Penentuan tingkat kelunakkan daging dengan alat teksturometer juga memberikan hasil yang sama, yaitu tekstur daging lebih kecil pada pH 5,5 atau dengan kata lain daging lebih lunak pada pH 5,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim papain pada keadaan dengan pengaktif atau tanpa pengaktif tetap memiliki pH yang sama yaitu 5,5.
pada temperatur 50 0C dengan, sedangkan pada suhu 55 0C terjadi penurunan aktivitas enzim. Hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu maka semakin tinggi pula laju reaksi, akan tetapi suhu yang terlalu tinggi akan merusak struktur enzim (denaturasi enzim) sehingga kerja enzim akan berkurang (Yuniwati, dkk., 2003).
Apabila substrat terlalu banyak maka aktivitas enzim kurang untuk melakukan reaksi, dan sebaliknya jika substrat terlalu kecil maka substrat (daging) sebagai media yang tersedia tidak memadai dengan kebutuhan aktivitas enzim yang ada. Sehingga jumlah substrat dan enzim harus seimbang untuk menghasilkan aktivitas yang maksimum (Yuniwati, dkk., 2003).












































BAB IV
KESIMPULAN

Enzim papain getah buah pepaya menunjukkan aktifitas melunakkan daging dimana enzim yang diaktifikan memiliki keaktifan yang lebih besar dibanding tanpa pengaktifan. temperatur 50 0C dengan, sedangkan pada suhu 55 0C terjadi penurunan aktivitas enzim. enzim papain dengan dan tanpa zat pengaktif optimum pada pH 5,5.






































DAFTAR PUSTAKA

Dongoran, D. S., 2004, Pengaruh Aktivator Sistein dan Natrium Klorida terhadap Aktivitas Papain, Jurnal Sains Kimia Vol.8, No.1, 2004: 26-28.

Ogino, H. dan H. Ishikawa, 2001, Review Enzymes Which Are Stable in The
Presence of Organic Solvents, Journal of Bioengineering Vol. 91, No.2 (109-116).

SCHENKOVA, N., SIKULOVA, M., JELENIKOVA, J., PIPEK, P., HOUSKA, M., and MAREK, M. 2007. Influence of high isostatic pressure and papain treatment on quality of beef meat. High Pressure Res. 27: 163 – 168.

Sadikin, M., 2002, Biokimia Enzim, Widya Medika, Jakarta.

Yuniwati, M., Yusran, Rahmadany., (2003), Pemanfaatan Enzim Papain Sebagai Penggumpal Dalam Pembuata Keju, Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi IST
AKPRIND Yogyakarta, hal: 127-133


Komentar

Postingan populer dari blog ini

UJI PROTEIN